Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan
dalam pengomposan secara aerobik terdiri dari peralatan untuk penanganan bahan
dan peralatan perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi pekerja. Berikut
disajikan peralatan yang digunakan.
Terowongan udara (Saluran
Udara)
Digunakan sebagai dasar
tumpukan dan saluran udara
Terbuat dari bambu dan rangka
penguat dari kayu
Dimensi : panjang 2m, lebar ¼
- ½ m, tinggi ½ m
Sudut : 45o
Dapat dipakai menahan bahan 2
– 3 ton
Sekop
Alat bantu dalam pengayakan
dan tugas-tugas lainnya
Garpu/cangkrang
Digunakan untuk membantu proses pembalikan tumpukan bahan dan pemilahan sampah
Digunakan untuk membantu proses pembalikan tumpukan bahan dan pemilahan sampah
Saringan/ayakan
Digunakan untuk mengayak
kompos yang sudah matang agar diperoleh ukuran yang sesuai
Ukuran lubang saringan
disesuaikan dengan ukuran kompos yang diinginkan
Saringan bisa berbentuk papan
saring yang dimiringkan atau saringan putar
Termometer
Digunakan untuk mengukur suhu
tumpukan
Pada bagian ujungnya dipasang
tali untuk mengulur termometer ke bagian dalam tumpukan dan menariknya kembali
dengan cepat
Sebaiknya digunakan
termometer alkohol (bukan air raksa) agar tidak mencemari kompos jika
termometer pecah
Timbangan
Digunakan untuk mengukur
kompos yang akan dikemas sesuai berat yang diinginkan
Jenis timbangan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan penimbangan dan pengemasan
Sepatu boot
Digunakan oleh pekerja untuk
melindungi kaki selama bekerja agar terhindar dari bahan-bahan berbahaya
Sarung tangan
Digunakan oleh pekerja untuk
melindungi tangan selama melakukan pemilahan bahan dan untuk kegiatan lain yang
memerlukan perlindungan tangan
Masker
Digunakan oleh pekerja untuk
melindungi pernafasan dari debu dan gas bahan terbang lainnya
Kompos Bahan Organik dan
Kotoran Hewan
Pengomposan dapat juga
menggunakan alat mesin yang lebih maju dan modern. Komposter type Rotary Kiln,
misalnya, berfungsi dalam memberi asupan oksigen ( intensitas aerasi), menjaga
kelembaban, suhu serta membalik bahan secara praktis. Komposter type Rotary
Klin di pasaran terdapat dengan kapasitas 1 ton setara 3 m3 hingga 2 ton atau
setara 6 m3 bahan sampah, menggunakan proses pembalikan bahan dan mengontrol
aerasi dengan cara mengayuh pedal serta memutar aerator ( exhaust fan).
Penggunaan komposter Biophoskko disertai aktivator kompos Green Phoskko (GP-1)
telah mampu meningkatkan kerja penguraian bahan organik(dekomposisi) oleh jasad
renik menjadi 5 sampai 7 hari saja.
Tahapan pengomposan
Pemilahan Sampah
Pada tahap ini dilakukan
pemisahan sampah organik dari sampah anorganik (barang lapak dan barang
berbahaya). Pemilahan harus dilakukan dengan teliti karena akan menentukan
kelancaran proses dan mutu kompos yang dihasilkan
Pengecil Ukuran
Pengecil ukuran dilakukan
untuk memperluas permukaan sampah, sehingga sampah dapat dengan mudah dan cepat
didekomposisi menjadi kompos
Penyusunan Tumpukan
Bahan organik yang telah
melewati tahap pemilahan dan pengecil ukuran kemudian disusun menjadi tumpukan.
Desain penumpukan yang biasa
digunakan adalah desain memanjang dengan dimensi panjang x lebar x tinggi = 2m
x 12m x 1,75m.
Pada tiap tumpukan dapat
diberi terowongan bambu (windrow) yang berfungsi mengalirkan udara di dalam
tumpukan.
Pembalikan
Pembalikan dilakuan untuk
membuang panas yang berlebihan, memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan,
meratakan proses pelapukan di setiap bagian tumpukan, meratakan pemberian air,
serta membantu penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.
Penyiraman
Pembalikan dilakukan terhadap
bahan baku dan tumpukan yang terlalu kering (kelembaban kurang dari 50%).
Secara manual perlu tidaknya
penyiraman dapat dilakukan dengan memeras segenggam bahan dari bagian dalam
tumpukan.
Apabila pada saat digenggam
kemudian diperas tidak keluar air, maka tumpukan sampah harus ditambahkan air.
sedangkan jika sebelum diperas sudah keluar air, maka tumpukan terlalu basah
oleh karena itu perlu dilakukan pembalikan.
Pematangan
Setelah pengomposan berjalan
30 – 40 hari, suhu tumpukan akan semakin menurun hingga mendekati suhu ruangan.
Pada saat itu tumpukan telah
lapuk, berwarna coklat tua atau kehitaman. Kompos masuk pada tahap pematangan
selama 14 hari.
Penyaringan
Penyaringan dilakukan untuk
memperoleh ukuran partikel kompos sesuai dengan kebutuhan serta untuk
memisahkan bahan-bahan yang tidak dapat dikomposkan yang lolos dari proses
pemilahan di awal proses.
Bahan yang belum terkomposkan
dikembalikan ke dalam tumpukan yang baru, sedangkan bahan yang tidak
terkomposkan dibuang sebagai residu.
Pengemasan dan Penyimpanan
Kompos yang telah disaring
dikemas dalam kantung sesuai dengan kebutuhan pemasaran.
Kompos yang telah dikemas
disimpan dalam gudang yang aman dan terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur
dan tercemari oleh bibit jamur dan benih gulma dan benih lain yang tidak
diinginkan yang mungkin terbawa oleh angin
0 komentar:
Posting Komentar